LogoKM

KELUH SUARA MASYARAKAT TERHADAP BANJIR KEC. RAJABASA, BANDAR LAMPUNG, LAMPUNG

Kamis, 15 Agustus 2024 19:20

Penulis : Kominfo

Rajabasa, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung – Telah terjadinya bencana banjir yang kejadian ini bukan hanya terjadi pada tahun ini, tetapi juga sudah sering terjadi banjir dari tahun ke tahun. Bencana terjadi banjir yang dibilang lumayan besar dan lumayan tinggi muka airnya yaitu pada Sabtu, 24 Februari 2024, yang awal mula terjadinya banjir diiringi oleh hujan lebat yang berlangsung selama sekitar tiga jam menyebabkan banjir besar di enam kecamatan di Bandar Lampung: Kedaton, Rajabasa, Way Halim, Sukabumi, Kedamaian, dan Teluk Betung. Banjir ini merendam puluhan perumahan dengan ketinggian air mencapai 200 sentimeter. Upaya evakuasi dilakukan oleh Kapolda Lampung bersama personel Brimob dan Sabhara, serta bantuan dari SAR, TNI, dan relawan. Meskipun BPBD Lampung telah memetakan daerah rawan banjir, implementasi langkah-langkah mitigasi masih dianggap kurang.

 

Masyarakat di Kecamatan Rajabasa melaporkan bahwa banjir telah menjadi masalah berulang sejak 2017, dengan kejadian paling parah pada Februari 2024, Mereka menyebutkan bahwa tingginya banjir mencapai 1,5 meter, merusak rumah dan harta benda. Selain pada bulan Februari banjir terjadi lagi pada bulan April tepatnya sebelum hari raya Idul Fitri dan setelah hari raya yaitu tanggal 25 April. Walaupun tinggi banjir tidak setinggi pada Februari, tetapi banjir merugikan masyarakat dimana banjir setinggi 1 meter. Pada banjir di bulan Februari proses evakuasi melibatkan warga, TNI, dan dinas terkait. Masyarakat menyoroti jebolnya talud saluran drainase dan dampak pelebaran bypass sebagai faktor penyebab banjir.

 

Walaupun tinggi banjir tidak setinggi pada Februari, tetapi banjir merugikan masyarakat dimana banjir setinggi meter. Pada banjir di bulan Februari proses evakuasi melibatkan warga, TNI, dan dinas terkait. Masyarakat menyoroti jebolnya talud saluran drainase dan dampak pelebaran bypass sebagai faktor penyebab banjir.

 

Dalam diskusi bersama dengan Dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, yang menyoroti tentang ruang terbuka hijau. Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bandar Lampung belum mencukupi kebutuhan, menyebabkan kurangnya daerah resapan air yang berkontribusi pada masalah banjir. Faktor lain yang mempengaruhi termasuk curah hujan, infrastruktur seperti drainase, dan perilaku masyarakat. RTH penting untuk mengatasi banjir, mengatur suhu, curah hujan, dan iklim. Idealnya, ada 10% RTH private yang disediakan secara merata.

 

Lalu diskusi bersama dengan Dosen Program Studi Teknik Sipil, dimana pada diskusi ini lebih menyoroti tentang infrastruktur. Pemerintah perlu mengimplementasikan sistem drainase yang baik dan mengganti Sistem 80 dengan SUDS (Sustainable Drainage Systems) untuk mengelola air secara efektif. Langkah lain termasuk pembuatan daerah tangkapan air, penggunaan Rain Water Harvesting, dan kolam retensi untuk mengurangi debit air dan memotong puncak banjir. Sistem drainase di Rajabasa tidak berfungsi dengan baik dan perlu perbaikan. Pembangunan jalan harus mempertimbangkan kebutuhan drainase yang memadai.

 

Banjir di Bandar Lampung merupakan hasil dari kombinasi curah hujan tinggi sistem drainase yang buruk, dan alih fungsi lahan. Upaya penanggulangan banjir membutuhkan pendekatan yang komprehensif, termasuk perbaikan infrastruktur, pengelolaan sampah yang lebih baik dan pelestarian lingkungan. Dengan kerja lino sama antara pen pemerintah masyarakat, dan organisasi lingkungan, diharapkan risiko banjir dapat dikurangi dan dampaknya dapat diminimalisir.

 

Adapun diskusi bersama Program Studi Rekayasa Tata Kelola Air, yang menyoroti tentang drainase. Analisis yang didapat yaitu kurangnya pemeliharaan berkala dari setiap drainase yang tertampung. Hal ini menyebabkan ketidakmampuan sistem untuk menampung air saat intensitas hujan tinggi. Langkah nyata yang dapat dilakukan seperti pembersihan drainase berkala, perencanaan ulang drainase, dan pembuatan sumur resapan di setiap rumah dapat membantu mengurangi risiko banjir.

 

Jadilah bagian dari solusi! Masyarakat harus lebih peduli dan sadar akan pentingnya menjaga lingkungan untuk mencegah kerusakan dan bencana. Pemerintah perlu lebih serius dalam pembangunan dan pengelolaan infrastruktur yang berkelanjutan. Mahasiswa, sebagai agen perubahan, mari kita peduli dan aktif berkontribusi dalam menjaga lingkungan demi masa depan yang lebih baik dan mendorong perubahan positif dalam masyarakat!


Berikut merupakan link kajian terkait banjir yang terjadi di wilayah Rajabasa : https://bit.ly/KajianBanjirRajabasa

Sumber gambar (Almuhtarom / Lampung Geh)

Tag: KM ITERA EKSTERNAL